PUPUS RAGA...PEGAT NYAWA
Napak tilas para pahlawan bangsa
Berkibar dalam syair sang saka
Berkobar dalam puisi Indonesia
Untuk meraih cita-cita merdeka
Napak tilas anak bangsa
Bersatu dalam semangat jiwa
Bergema di jagad nusantara
Untuk meraih prestasi dan karya
MERDEKA...!
Kata yang penuh dengan makna
Bertahta dalam raga pejuang bangsa
Bermandikan darah dan air mata
MERDEKA...!
Perjuangan tanpa pamrih untuk republik tercinta
menggelora di garis khatulistiwa
Memberi kejayaan bangsa sepanjang masa
MERDEKA...!
Harta yang tak ternilai harganya
Menjadi pemicu pemimpin bangsa
Untuk tampil di era dunia
Tata Sutabri – STMIK INTI INDONESIA
Tak terasa sudah 63 tahun bangsa Indonesia terbebas dari penjajahan. Bebas bersuara. mengeluarkan pendapat serta bebas menuntut dan mendapatkan hak-haknya. Tetapi wacana tersebut masih sebatas ungkapan kosong belaka.
Kenyataannya kemerdekaan yang telah diraih dengan mengorbankan beribu-ribu nyawa seakan tak berarti ketika sampai sekarang bangsa Indonesia masih dalam taraf membingungkan.
Sangat naif memang kalau generasi bangsa yang dibanggakan malah berusaha membanggakan diri dengan jabatan bukan dengan kemaslahatan, Mereka seakan melupakan peristiwa 10 Nopember 1945 ketika para pemuda Surabaya berperang melawan Inggris negara kuat pada perang dunia ke-2 yang bukan hanya mengorbankan harta tetapi juga jiwa dan raga serta seluruh kemampuan yang terusung dalam satu tekad, Merdeka atau mati!. Sekarang ini bangsa Indonesia tinggal menikmati hasilnya, tidak ada lagi penjajahan akan tetapi masyarakat tetap tidak akan bisa tenang.
" Hikmah esensial yang dapat dipetik dari peringatan Hari Pahlawan adalah untuk menumbuhkan semangat patriotisme bagi generasi bangsa bahwa kita merdeka dari penjajahan karena jasa para pahlawan "
Sabtu, 14 November 2009
Selasa, 03 November 2009
SUMPAH PEMUDA
SOEMPAH PEMOEDA
Pertama :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA
Kedua :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA
Ketiga :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA
Djakarta, 28 Oktober 1928
Dalam POETOESAN CONGRES PEMOEDA-PEMOEDI INDONESIA, tercatat bahwa Poetra dan Poetri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah Indonesia. Poetra dan Poetri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia. Poetra dan Poetri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Sebagai realisasi penyatuan ini, pada tanggal 31 Desember 1930 jam 12 malam, Jong Java, Perhimpunan Pemoeda Indonesia, Jong Celebes, Pemoeda Soematra (awalnya bernama Jong Sumatranen Bond) telah berfusi menjadi satu dan membentuk Perkoempoelan “INDONESIA MOEDA”.
Sejarah kemudian membuktikan bahwa modal kejuangan diatas amat penting artinya pasca penjajahan Jepang (1942-1945), dimana api Revolusi Kemerdekaan mulai dinyalakan dengan kesadaran adanya kesatuan dan persatuan kebangsaan yang bermotifkan pantang untuk dijajah kembali oleh kekuatan asing apapun bentuknya. Proklamasi Kemerdekaan mengawali "Revolusi Pemoeda"
" TUMBUHKAN JIWA YANG PENUH SEMANGAT, SEBAGAI SEORANG PEMUDA-PEMUDI INDONESIA "
Pertama :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA
Kedua :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA
Ketiga :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA
Djakarta, 28 Oktober 1928
Dalam POETOESAN CONGRES PEMOEDA-PEMOEDI INDONESIA, tercatat bahwa Poetra dan Poetri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah Indonesia. Poetra dan Poetri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia. Poetra dan Poetri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Sebagai realisasi penyatuan ini, pada tanggal 31 Desember 1930 jam 12 malam, Jong Java, Perhimpunan Pemoeda Indonesia, Jong Celebes, Pemoeda Soematra (awalnya bernama Jong Sumatranen Bond) telah berfusi menjadi satu dan membentuk Perkoempoelan “INDONESIA MOEDA”.
Sejarah kemudian membuktikan bahwa modal kejuangan diatas amat penting artinya pasca penjajahan Jepang (1942-1945), dimana api Revolusi Kemerdekaan mulai dinyalakan dengan kesadaran adanya kesatuan dan persatuan kebangsaan yang bermotifkan pantang untuk dijajah kembali oleh kekuatan asing apapun bentuknya. Proklamasi Kemerdekaan mengawali "Revolusi Pemoeda"
" TUMBUHKAN JIWA YANG PENUH SEMANGAT, SEBAGAI SEORANG PEMUDA-PEMUDI INDONESIA "